Home > Restora

Stasiun Jakarta Kota: Sejarah dan Masa Depan Bertemu dalam Satu Perjalanan

Kini, hampir 100 tahun kemudian, Stasiun Jakarta Kota tetap vital sebagai simpul transportasi.
Stasiun Jakarta Kota. (Foto: Humas KAI)
Stasiun Jakarta Kota. (Foto: Humas KAI)

PADA 1929, Stasiun Jakarta Kota resmi berdiri megah dengan arsitektur Art Deco karya AW Ghijsels. Per 8 Oktober 1929, stasiun ini menggantikan peran Batavia Noord yang dibongkar, meski jejak sejarahnya tetap melekat.

Berdirinya Stasiun Jakarta Kota tak lepas dari telah hadirnya perkeretaapian sebagai denyut nadi transportasi di Jakarta lebih dari satu setengah abad silam.

Awalnya dimulai dari berdirinya Stasiun Batavia Noord pada 1871 yang melayani jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Jalur bersejarah ini kini berevolusi menjadi KRL Commuter Line, moda transportasi yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat Jabodetabek.

Jarak Stasiun Batavia Noord yang hanya sekitar 200 meter dari Batavia Zuid (kini Stasiun Jakarta Kota) membuat operasional tidak efisien. Setelah pengelolaan diambil alih Staats Spoorwegen (SS) pada 1913, lahirlah gagasan pembangunan stasiun sentral baru. Pada 1929 itulah Stasiun Jakarta Kota resmi berdiri megah dan menggantikan peran Batavia Noord.

Kini, hampir 100 tahun kemudian, Stasiun Jakarta Kota yang akrab dijuluki Beos (Batavia en Omstreken Spoorwegen) tetap vital sebagai simpul transportasi. Dengan 374 perjalanan KRL setiap hari, stasiun ini melayani rata-rata 671 ribu pelanggan per bulan.

“Stasiun Jakarta Kota berperan penting bukan hanya untuk mobilitas harian, tapi juga sebagai pintu gerbang wisata, perdagangan, dan kegiatan ekonomi. Letaknya yang strategis di kawasan Kota Tua membuatnya istimewa,” sebut Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.

Seiring berkembangnya kebutuhan pelanggan, fasilitas stasiun terus ditingkatkan. Saat ini tersedia eskalator, lift, jalur landai, ruang menyusui, toilet ramah disabilitas, ruang tunggu ber-AC, hingga layar informasi digital. Keamanan pun dijaga dengan CCTV dan petugas siaga 24 jam.

Integrasi transportasi juga semakin lengkap, dengan kehadiran TransJakarta, mikrotrans, bajaj, hingga layanan transportasi daring yang memudahkan masyarakat menjangkau berbagai titik di Jakarta dan sekitarnya.

KAI bersama pemerintah saat ini tengah mendorong revitalisasi kawasan Kota Tua, termasuk Stasiun Jakarta Kota. Upaya ini bertujuan menjaga nilai sejarah sambil menghadirkan wajah baru transportasi urban yang ramah pejalan kaki, hijau, dan modern.

Tak hanya pada aspek fisik stasiun, inovasi juga diwujudkan melalui layanan digital. Lewat aplikasi Access by KAI, masyarakat dapat membeli tiket kapan saja, mengecek jadwal real-time, memilih kursi, hingga mengakses promo terbaru. Transformasi ini menjadi komitmen KAI untuk menghadirkan perjalanan yang praktis, cepat, dan nyaman.

“Stasiun Jakarta Kota mengingatkan kita bahwa sejarah dan masa depan bisa bertemu dalam satu perjalanan,” kata Anne.

× Image